Permata Bank (atau Bank Permata) adalah sebuah bank di Indonesia yang berkantor pusat di ibu kota Jakarta. Bank ini telah resmi menjadi BUKU IV setelah mendapat konfirmasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 20 Januari 2021. Ini melayani hampir 4 juta pelanggan di 62 kota di Indonesia dengan 304 cabang dan 2 cabang bergerak. Saat ini, bank tersebut dipimpin oleh Meliza Musa Rusli sebagai CEO.
Sejarah
Permata Bank dibentuk dengan penggabungan lima bank yang dikelola oleh Otoritas Restrukturisasi Perbankan Indonesia (IBRA), yaitu:
- PT Bank Bali Tbk - didirikan pada tahun 1954 sebagai pusat skandal korupsi;
- PT Bank Universal Tbk;
- PT Bank Prima Express;
- PT Bank Artamedia; dan
- PT Bank Patriot.
Sesuai dengan Keputusan No. 4 / 159 / KEP Wakil Gubernur Bank Indonesia. Pada DpG / 2002 tertanggal 30 September 2002, Bank Indonesia menyetujui penggabungan empat bank yang dikelola IBRA menjadi Bank Bali. Selain itu, sesuai dengan Surat No. 4 / 162 / KEP Wakil Gubernur Bank Indonesia. Pada DpG / 2002 tertanggal 18 Oktober 2002, Bank Indonesia sepakat untuk mengubah nama PT Bank Bali Tbk menjadi PT Bank Permata Tbk. Konsolidasi operasional Bank Artamedia selesai pada 21 Oktober 2002, sedangkan merger Bank Prima Express, Bank Universal, Bank Patriot dan Bank Universal selesai pada 4 November 2002, 18 November 2002 dan 16 Desember 2002. Masing-masing. Logo Permata Bank diresmikan pada 18 Februari 2003, setelah selesainya proses merger. Logo Permata Bank terdiri dari tiga warna, yaitu biru, merah dan hijau. Biru melambangkan keabadian, merah melambangkan semangat dan hijau melambangkan kemakmuran.
Penggabungan kelima bank ini adalah pelaksanaan keputusan Pemerintah tentang Rencana Restrukturisasi Lanjutan yang dikeluarkan pada 22 November 2001, yang bertujuan untuk membentuk bank dengan struktur modal yang kuat, posisi keuangan yang sehat, sangat kompetitif dalam melakukan fungsi perantara, dan dengan jaringan layanan. Cakupan yang lebih luas dan jangkauan produk yang lebih luas.
Pada tahun 2004, Standard Chartered dan PT Astra International Tbk mengakuisisi Permata Bank dan memulai proses transformasi skala besar dalam organisasi. Selanjutnya, sebagai manifestasi dari komitmennya terhadap PermataBank, kepemilikan bersama pemegang saham utama meningkat menjadi 89,01% pada tahun 2006.
Permata Bank telah diberikan lisensi perbankan komersial sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 19371 / U.M. II tanggal 19 Februari 1957.
Investasi Strategis di Bangkok Bank
Pada 13 Desember 2019, Bangkok Bank, salah satu konglomerat keuangan terbesar di Thailand, mengumumkan rencana untuk mengakuisisi saham mayoritas di Permata Bank melalui perjanjian jual beli bersyarat dengan Astra International dan Standard Chartered. Setelah proses yang panjang, transaksi akuisisi PermataBank pada Mei 2020 melalui perusahaan saham gabungan Bangkok Bank ("Bangkok Bank") membuat sejarah baru. Bangkok Bank mengakuisisi 89,12% dari total saham Standard Chartered yang diterbitkan dan dibayar Astra International sebesar 33,66 triliun Rupiah Indonesia (US $2,30 miliar), secara resmi menjadi pemegang saham pengendali PermataBank. [1] Pada tanggal 27 September 2024, Permata Bank secara resmi mengadopsi logo Bangkok Bank sebagai logo baru.
Pemegang Saham
Saat Ini
- PT Sahabat Finansial Keluarga - Konsumen
Sebelumnya
- PT Sarana Bali Ventura - Modal Ventura
- PT Sarana Bersama Pengembangan Indonesia - Investasi (Likuidasi)
- PT Aplikanusa Lintasarta - Menyebar
- PT Kustodian Sentral Efek Indonesia - pasar modal
Komite dan Dewan
Komite
- Komisaris: Chatsiri Sophonpanich
- Komisaris: Chong Toh
- Komisaris: Niramarn Laisathit
- Komisaris: Chalit Tayjasanant
- Komisaris Independen: Haryanto Saharan
- Komisaris Independen: Rahmat Waluyanto
- Komisaris Independen: Goei Siauw Hong
- Komisaris Independen: Yap Tjay Soen
- Presiden Direktur: Meliza Musa Rusli
- Direktur kepatuhan: Dhien Tjahajani
- CFO: Lea Setianti Kusumawijaya
- Direktur Sumber Daya Manusia: Dayan Sadikin
- Direktur Teknologi dan Operasi: Abdy Dharma Salimin
- Perbankan Grosir: Darwin Wibowo
- Perbankan Ritel: Djumariah Tenteram
- Direktur Perbankan Islam: Herwin Bustaman
- Direktur Risiko: Setiatno Budiman
Dewan Direksi